Aktivitas Gunung Ile Lewotolok di Lembata Masih Tinggi, Begini Penjelasan Lengkap PVMBG

- 18 Maret 2024, 15:51 WIB
Foto aktivitas gunung Ile Lewotolok saat malam hari, terlihat pijaran api merah mewarnai langit Lembata, NTT.
Foto aktivitas gunung Ile Lewotolok saat malam hari, terlihat pijaran api merah mewarnai langit Lembata, NTT. /Sandro Balawangak/

SuaraLamaholot.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa, sesuai hasil monitoring di Gunung Ile Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, aktivitas erupsi dari puncak gunung itu masih dalam intensitas yang tinggi.

"Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan selama periode 8 hingga 15 Maret menunjukkan bahwa aktivitas erupsi gunung tersebut masih tinggi," jelas Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanislaus Arakian dalam laporan yang diterima di Kupang, Senin 18 Maret 2024.

Dia menerangkan bahwa berdasarkan data kegempaan dalam periode 8 hingga 15 Maret 2024 tercatat terjadi lima kali gempa akibat erupsi. Selain itu juga tercatat 2.919 kali gempa Hembusan, 30 kali Tremor Non-Harmonik, 10 kali Hybrid, 4 kali gempa Vulkanik Dangkal, 13 kali gempa Vulkanik Dalam.

Baca Juga: Polemik Konflik di Pemilu 2024, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Kupang, Prof Dr Zainur Wula Angkat Bicara

Sementara itu juga teramati gempa yang berasosiasi dengan aktivitas tektonik, yakni satu kali gempa Tektonik Lokal, tujuh kali gempa tektonik jauh.

Sambungnya menjelaskan, energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan penurunan energi dalam periode ini.

"Sementara data pengukuran Electronic Distance Measurement (EDM) pada periode dua minggu terakhir menghasilkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan memendek di kedua titik ukur LWT1 dan di LWT2," ungkap dia.  

Baca Juga: Perihal Kematian Ibu dan Anak saat Bersalin di RSUD Flores Timur, Ini Pesan Penting Ombudsman Perwakilan NTT

Secara visual juga terlihat aliran lava baru pada arah Selatan dan Tenggara tidak mengalami perubahan jarak hingga saat ini. Sebab aliran lava ke arah Tenggara terjauh masih pada jarak lk 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah Selatan. Hal ini mengindikasikan laju aliran lava mengecil atau melambat, namun suplai masih tetap berlangsung.

Hingga daat ini erupsi atau letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah