Bank Indonesia Perwakilan NTT, Catat Inflasi Tahun 2024 Rendah jika Dibandingkan dengan Tahun 2022

16 Januari 2024, 16:59 WIB
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur mencatat inflasi di daerah itu selama 2023 pada angka 2,42 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 2022 berada pada 6,65 persen. /Universitas Airlangga/

SuaraLamaholot.com - Kantor Bank Indonesia Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur mencatat inflasi di daerah itu selama 2023 pada angka 2,42 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 2022 berada pada 6,65 persen.

"Artinya bahwa untuk 2023 inflasi berhasil terjaga sesuai kisaran 3 plus minus 1 persen year on year (yoy)," ungkap Kepala Bank Indonesia Perwakilan Wilayah NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Selasa 16 Januari 2024.

Dia menjelaskan bahwa penurunan tersebut terjadi di seluruh kota inflasi di wilayah NTT.

Baca Juga: Ajang FIFA Football Awards di London, Club Bola Manchester City Dominasi Pemain Terbaik

Selain itu, ia menambahkan pada 2022 inflasi NTT mengalami kenaikan karena pengaruh kenaikan bahan bakar minyak di akhir 2022.

Sementara pada tahun 2023, inflasi NTT mengalami penurunan karena mulai normalnya kegiatan sebagai dampak dari tingginya harga beberapa komoditas pada tahun sebelumnya.

"Melandainya inflasi utamanya didorong oleh penurunan tekanan harga pada kelompok administrated price atau bensin," papar dia.

Baca Juga: Lagu Viral 'Ok Gas' Resmi jadi Lagu Kampanye Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran Rakabuming Raka

Namun, pihaknya memprediksi untuk inflasi NTT pada 2024 berada pada kisaran target 2,5 plus minus 1 persen.

Agus juga menambahkan bahwa pada 2024 BI akan terus berusaha menjaga inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penambahan dan penguatan ekosistem pola kemitraan komoditas utama dalam penanganan inflasi komoditas utama pangan strategis seperti beras, cabai, bawang merah dan lainnya.

Baca Juga: Prov NTT Dibayangi Potensi Gagal Panen dan Kekeringan Akibat El Nino, Dinas Pertanian Imbau Hal Penting Ini

Ekosistem yang dimaksud tentunya akan mengakomodasi kegiatan dari hulu ke hilir dari pembibitan hingga ke konsumen akhir.

"Sehingga dengan adanya ekosistem itu diharapkan ketahanan stok dan kestabilan harga dapat tercapai," terangnya.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler