SuaraLamaholot.com - Seorang asisten profesor pendidikan di Universitas Arizona dan rekan sejawatnya yang memimpin diskusi dengan topik serangan Hamas di Israel dan pembalasan Israel di Gaza, mendapat komplain dan intimidasi daring sehingga mereka terpaksa dicutikan pihak universitas.
Di Arizona, kekerasan terkait Gaza dibahas pada musim gugur ini dalam sebuah mata kuliah Pluralisme Budaya untuk Anak Muda yang dipimpin oleh Asisten Profesor Rebecca Lopez dan Penghubung Komunitas Rebecca Zapien bagi fakultas pendidikan universitas tersebut.
Lopez mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa dia membahas masalah tersebut, seperti yang dia lakukan pada topik sosio-politik lainnya di kelas itu, dari sudut pandang "penindasan".
"Kami fokus pada kehidupan orang-orang Palestina karena hal-hal tersebut tidak dibicarakan atau diistimewakan. Mereka adalah kelompok orang yang tertindas pada tingkat yang lebih tinggi," paparnya.
Lopez mengungkapkan keluhan dari mahasiswa, yang merasa bahasan itu mewakili bias terhadap Israel, sebenarnya telah diajukan ke kantor kelembagaan universitas itu yang lalu memutuskan bahwa tidak ada diskriminasi yang terjadi dalam diskusi tersebut.
Sejumlah situs pun muncul dengan menyebut para dosen Universitas Arizona itu sebagai "pecinta teroris" dan "simpatisan teroris", serta mengungkapkan nomor telepon mereka dan memberikan instruksi tentang cara menemukan alamat mereka, kata Lopez, sehingga mereka ketakutan.
"Saya punya dua anak dan saya mengkhawatirkan mereka di sekolah," ungkapnya.
Ada pula klip-klip rekaman audio diskusi kelas yang dibuat oleh seorang siswa dan kemudian diunggah oleh Israel War Room, sebuah kelompok pro-Israel, di platform media sosial X.
Bahka dihari yang sama, legislator Negara Bagian Arizona Alma Hernandez anggota Partai Demokrat pro-Israel, mengunggah di X bahwa Lopez dan Zapien mengajarkan bahwa antisemitisme.