Kepala pusat informasi kementerian tersebut tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Sejak awal Desember, kementerian mengatakan pihaknya tidak bisa mengumpulkan laporan rutin dari berbagai kamar mayat di rumah sakit di Gaza utara, di tengah lumpuhnya layanan komunikasi dan infrastruktur lainnya di Gaza akibat serangan Israel.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya enam dari 36 rumah sakit di Gaza yang menerima korban jiwa, semuanya berada di wilayah selatan.
WHO mengutip hal ini sebagai salah satu alasan mengapa mereka yakin penghitungan yang dilakukan oleh kementerian tersebut mungkin terlalu rendah; Jumlah tersebut juga tidak termasuk korban meninggal yang tidak pernah dibawa ke rumah sakit atau jenazahnya tidak pernah ditemukan.
WHO dan para ahli lainnya mengungkapkan saat ini belum mungkin untuk menentukan sejauh mana jumlah yang kurang dihitung.
Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada 25 Oktober bahwa dia “tidak percaya” pada data Palestina. Hal itu karena angka-angka yang dikeluarkan kementerian tidak menyebutkan penyebab kematian, dan mereka tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Baca Juga: Jelang Debat Perdana ketiga Cawapres, Presiden RI Harapkan bisa Berlangsung Ramai
Terkait pernyataan Biden, kementerian Gaza merilis laporan setebal 212 halaman yang mencantumkan 7.028 orang tewas dalam konflik hingga 26 Oktober, termasuk kartu identitas, nama, usia dan jenis kelamin.