Pegawai Kamar Mayat Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan Ungkap Hal Miris Ini

- 22 Desember 2023, 18:11 WIB
Di kamar mayat Rumah Sakit Nasser, di Gaza selatan, para pegawai membungkus mayat orang-orang yang tewas dalam serangan udara Israel dengan kain putih di tengah bau kematian.
Di kamar mayat Rumah Sakit Nasser, di Gaza selatan, para pegawai membungkus mayat orang-orang yang tewas dalam serangan udara Israel dengan kain putih di tengah bau kematian. /BBC/

SuaraLamaholot.com - Di kamar mayat Rumah Sakit Nasser, di Gaza selatan, para pegawai membungkus mayat orang-orang yang tewas dalam serangan udara Israel dengan kain putih di tengah bau kematian.

Para pegawai itu mencatat fakta-fakta dasar apa pun yang mereka bisa tentang orang yang telah tewas tersebut: nama, nomor kartu identitas, umur, jenis kelamin.

Selain itu, beberapa orang jenazah ditemukan telah dimutilasi dengan parah. Hanya mereka yang telah diidentifikasi atau diklaim oleh kerabatnya yang bisa dikuburkan dan dimasukkan dalam jumlah korban tewas perang yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca Juga: Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartato Optimis Ekonomi Indonesia Capai Angka 5,2 Persen

Sisa dari jenazah lainnya disimpan di lemari es kamar mayat, seringkali hingga selama berpekan-pekan.

Hal ini mendapat perhatian dari kementerian tersebut telah menarik perhatian internasional terhadap tingginya jumlah warga sipil yang terbunuh dalam serangan militer Israel, yang dilancarkan setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel.

Untuk jumlah korban tewas akibat serangan Israel mencapai sekitar 20.000 orang pada Kamis kemarin, di tengah seruan baru internasional untuk gencatan senjata baru di Gaza. Kemenkes Gaza mengatakan ribuan orang tewas masih terkubur di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Sabtu 23 Desember 2023, Berhentilah Khawatirkan Apa yang Dipikirkan dan Dikatakan Orang!

Bahkan sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak, lanjutnya.

Namun karena sejumlah faktor yaitu sebagian besar rumah sakit di Gaza kini ditutup, ratusan dokter dan petugas kesehatan lainnya tewas, serta komunikasi terhambat karena kurangnya bahan bakar dan listrik, maka semakin sulit untuk mengumpulkan jumlah korban jiwa.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x