Suara Lamaholot.com - Terdengar pukulan ombak memecah kesunyian pagi di salah satu kampung nelayan. Situasi ini menjadi pemandangan pertama yang kamu jumpai, usai menelusuri jalan kecil di perkampungan yang jauh dari suasana perkotaan, walaupun lokasinya ada di ibu kota.
Para nelayan juga tampak memulai aktivitas kala sang fajar mulai menyinari Bumi. Aktivitas mereka diisi dengan berbagai kegiatan, yakni mulai dari membersihkan kapal kayu, mengangkat galon air, dan beberapa bocah yang berjalan kaki sementara bercanda dan bermain.
Saat kakimu terus melangkah menelusuri kawasan pesisir ini. Jembatan yang terbuat dari kayu menjadi salah satu penghubung andalan yang dilalui.
Baca Juga: Bagi Kaum Muda Khusunya Para Wanita, Tahun 2024 Akan Ada Trend Baru Untuk Merias Rambut
Hal biasa jika melihat Rumah-rumah warga beratap seng, lalu berdinding tripleks juga menjadi pemandangan yang dijumpai di Muara Angke.
Saat Berselang beberapa menit, nampak sekelompok nelayan melakukan rutinitas bongkar muat kerang hijau dari kapal mereka.
Wajah-wajah pejuang cuan menunjukan semangat dan kerja keras penuh perjuangan terpancar di wajah tujuh nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka di tepi Laut Jawa.
Inilah Muara Angke, salah satu daerah pesisir di Jakarta Utara, dikenal sebagai rumah bagi nelayan kerang hijau. Mereka hidup dan bekerja di sepanjang pantai dengan menggantungkan hidupnya pada kerang hijau.
Telaten dalam bekerja terlihat para nelayan begitu berhati-hati membongkar hasil tangkapan mereka. Kerang hijau segar yang dihasilkan dari perairan ini, bagi warga setempat merupakan sumber penghidupan utama.