SuaraLamaholot.com - Herman Fernandez (1926 – 1948), anak Flores Timur yang lahir dan dibesarkan di Ende, dan melanjutkan studi di Muntilan, terpaksa drop-out dari studinya dan menjadi tentara pelajar untuk membela bangsa dan negara dalam Revolusi Fisik (1945-1949).
Yang membuatnya gugur pada 1948 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta, bersama tokoh pahlawan lainnya semisal Jenderal Besar Soedirman.
Lahir dari keluarga yang sangat terdidik dan sering menggunakan bahasa pengantar Belanda di dalam rumah, si kecil Herman sudah sudah mengerti dengan baik apa arti hidup dalam satu.
Baca Juga: Deretan Manfaat Alpukat Mulai dari Menguatkan Tulang Hingga Merontokkan Kolesterol
kebersamaan yang indah, bagaimana menghormati orang lain tanpa mempedulikan ras, suku, agama dan dan asal-usulnya.
Pemahaman ini kemudian terus dibawa ke Muntilan tatkala melanjutkan studinya di sana.
Baca Juga: Terbukti Efektif, Berikut Daftar Minuman Penurun Kolesterol Tinggi
Lantaran berasal dari keluarga terpelajar dengan ayah Markus Suban Fernandez yang lulusan sekolah di Tomohon dan ibu Fransiska Theresia Pransa Carvalho, lulusan OVO, maka si Herman kecil senantiasa mendapat pendidikan agama dan moral yang kuat.
Perlu pembaca ketahui bahwa lulusan OVO pada pra Perang Dunia II, konon lagi untuk seorang wanita, adalah prestasi yang luar biasa hebat.